Kenali Keistimewaan Tulang Manusia yang Tidak Dapat Ditiru
Keren, Mobil-Mobil Dengan Konsep Futuristik
Eric Jacqmain, Seorang Remaja AS Temukan Senjata "Death Ray"
Teori Baru, Gas Metana Penyebab Banyaknya Kapal Hilang di Bermuda
Singkirkan jauh-jauh dugaan kita tentang pesawat luar angkasa alien, anomali waktu, piramida raksasa bangsa Atlantis, atau fenomena meteorologis.
10 Warisan "Baik" dari NAZI yang Masih Digunakan Hampir di Seluruh Dunia
Meskipun demikian, pemerintah Nazi menerapkan sejumlah kebijakan untuk kebaikan rakyat mereka dan orang-orang di masa depan, banyak dari kebijakan-kebijakan mereka yang sekarang masih dilaksanakan oleh pemerintah kita sendiri.
Harap diperhatikan: daftar ini adalah BUKAN bentuk dukungan untuk rezim Nazi yang telah menjadi rezim paling jahat kedua dalam sejarah setelah Stalin dari Rusia .
Daftar ini diharapkan menunjukkan bahwa di tengah-tengah kejahatan besar, sisi kebaikan dari manusia masih bisa bersinar.
Daftar ini adalah sebuah penghormatan kepada orang-orang Nazi Jerman yang mampu membuat perubahan untuk kehidupan yang lebih baik di bawah rezim yang sangat korup dan salah.
Burung Bulbul Kepala Botak Muncul Lagi
Google Art Project: Pergi ke Museum dan Lihat Lukisan Terkenal Dengan Biaya Murahengan Google Street View, kita bisa jalan-jalan kemanapun di dunia in
Foto-Foto Dunia Burung yang Lucu, Unik dan Indah
Menakjubkan, Foto-Foto Close Up Berbagai Jenis Serangga yang Sangat Indah
Andaikan serangga diciptakan dalam bentuk yang lebih besar, mungkin kita hanya akan melihat serangga-serangga itu binatang yang sangat indah ketimbang menjengkelkan.
Pesawat Pemecah Rekor Dengan Durasi 2 Minggu Terbang
Sekarang Federasi Aeronautique Internationale (FAI) telah mengkonfirmasi bahwa pesawat tak berawak telah menyelesaikan memecahkan rekor penerbangan dengan menjadi 2 minggu di udara (336 jam).
The Zephyr juga mengalahkan catatan lain untuk durasi penerbangan untuk UAV di kelasnya, dan catatan ketinggian untuk kelas tersebut pada 21.562 meter. Sangat Lumayan untuk sebuah pesawat bertenaga surya. Next step: taking over the world. Langkah berikutnya: mengambil alih dunia.
Pesawat bertenaga surya buatan Inggris, Zephyr dikukuhkan sebagai pemecah rekor sesudah dua minggu terbang terus menerus pertengahan tahun ini.
Badan olahraga udara Federation Aeronautique Internationale (FAI) memberikan Zephyr tiga rekor termasuk terlama terbang tinggi.
Perusahaan itu memperkirakan pesawat ini bisa digunakan untuk pengintaian dan komunikasi.Rekor yang dicapai bulan Juli menyebabkan Zephyr dijuluki “pesawat abadi”.
“Pesawat ini dapat melacak perompak di Tanduk Afrika, memberikan peringatan pihak berwenang mengenai dimana dan seberapa cepat kebakaran hutan menjalar serta menjamin komunikasi tentara tidak terpengaruh ketika pertempuran di pegunungan atau perbukitan,” kata ketua perancang Qinetiq Chris Kelleher.
FAI mencatat bahwa Zephyr mengalahkan rekor sebelumnya untuk pesawat tak berawak yang dibuat Global Hawk dari Northrop Grumman tahun 2001 dengan perbedaan angka 11 poin. Menurut catatan FAI, pesawat Zephyr terbang selama 336 jam, 22 menit dan delapan detik. Penerbangan Zephyr juga mencatat rekor baru lainnya untuk lama penerbangan buat klas pesawat tak berawak yang beratnya 50 sampai 500 kilogram dan rekor tingginya penerbangan 21.563 meter.
Pesawat yang dapat diluncurkan dengan tangan ini digerakkan listrik selama siang hari oleh panel surya di sayapnya.
Sedangkan untuk malam hari digerakkan baterai lithium-sulphur. Badan pesawat terbuat dari silikon yang tebalnya seperti kertas.
Selama penerbangan bulan Juli para teknisi menemukan Zephyr kehilangan ketinggian selama penerbangan malam karena tenaga mesin berkurang namun baterai cukup mempertahankan ketinggian pesawat.
sumber:http://zonapencarian.blogspot.com/2011/01/pesawat-pemecah-rekor-dengan-durasi-2.html
Inilah Pohon - Pohon Yang Ditanam Terbalik
Baobab ini diakui oleh orang Afrika karena semua bagiannya dapat dimanfaatkan dalam beberapa kapasitas. Selain menjadi sumber penting kayu, batang-batang berongga oleh orang-orang sering digunakan untuk tempat berlindung, penyimpanan biji-bijian atau sebagai reservoir air.
Baobab dapat tumbuh mencapai ketinggian 5 sampai 30 meter dan memiliki diameter batang 7 sampai 11 meter. Satu Baobab di Provinsi Limpopo, Afrika Selatan, sering dianggap contoh pohon Baobab terbesar yang masih hidup. Sampai beberapa kali pohon memiliki keliling 47 meter - diameternya diperkirakan sekitar 15,9 meter. Baru-baru ini pohon itu terbagi menjadi dua bagian dan sangat mungkin bahwa pohon stoutest sekarang adalah Sunland Baobab, juga di Afrika Selatan dengan diameter 10,64 m dan keliling perkiraan 33,4 meter. Baobabs juga terkenal mencapai usia ribuan tahun.
Batang cekung juga berfungsi sebagai tempat pemakaman. Beberapa produk yang paling penting berasal dari kulit pohon, yang mengandung serat yang digunakan untuk membuat jaring ikan, tali, karung dan pakaian.
Kulit kayu juga dapat tanah menjadi bubuk untuk aroma makanan. Daun baobab yang secara tradisional digunakan untuk ragi tetapi juga digunakan sebagai sayuran. buah-buahan dan biji juga dimakan bagi manusia dan hewan.isi dari buah, ketika dikeringkan dan dicampur dengan air, membuat minuman yang rasanya mirip dengan limun. Benih, yang rasanya seperti cream tartar dan merupakan sumber vitamin C, secara tradisional ditumbuk ke dalam makanan ketika makanan lainnya langka. Produk lain seperti sabun, kalung, lem, obat karet, dan kain dapat dihasilkan dari berbagai bagian dari pohon baobab.
sumber:http://zonapencarian.blogspot.com/2011/01/inilah-pohon-pohon-yang-ditanam.html
Menanti Sang Lintang Kemukus Dini Hari
Lintang kemukus dini hari adalah kosakata yang menanjak pasca sastrawan besar Ahmad Tohari menabalkannya dalam triloginya yang terkenal, Ronggeng Dukuh Paruk.
Bagi sejarah Indonesia kontemporer, lintang kemukus dini hari banyak dikaitkan dengan peristiwa berdarah 1965 hingga 1966 yang dipungkasi berakhirnya kekuasaan Presiden Soekarno dan mulai bergulirnya rezim Orde Baru. Lintang kemukus dini hari sebenarnya adalah bintang berekor (lintang = bintang, kemukus = berasap, berekor) atau komet yang nampak pada dini hari sebelum terbitnya Matahari dan demikian cemerlang dengan bentuk ekor yang panjang, sehingga sangat mudah dilihat penduduk Indonesia kala itu. Terlebih situasi atmosfer relatif cerah seiring bergulirnya kemarau panjang akibat fenomena meteorologis El Nino yang diintroduksi letusan Gunung Agung dua tahun sebelumnya. Kemunculan komet ini, di tengah situasi sosial politik yang demikian mencekam, sontak membuat banyak orang mengamini miskonsepsi a la Aristoteles 2 millenium silam: komet adalah benda langit pertanda akan datangnya bencana.
Lintang kemukus dini hari sejatinya adalah komet Ikeya–Seki (C/1965 S1). Komet ini pertama kali ditemukan oleh dua astronom amatir Jepang yakni Kaoru Ikeya dan Tsutomu Seki pada 18 September 1965, secara terpisah, dengan waktu penemuan hanya berselisih 15 menit. Rangkaian observasi kemudian menyimpulkan komet Ikeya–Seki merupakan komet pelintas dekat Matahari (sungrazer), yang memiliki orbit sangat lonjong dengan perihelion hanya 450.000 km dari permukaan fotosfer Matahari dan aphelionnya melambung sejauh 183,65 SA dari Matahari (4,5 kali lipat lebih jauh dibanding jarak Matahari–Pluto). Orbit tersebut ditempuhnya dalam periode 880 tahun secara retrogade karena inklinasi orbitnya 144o.
Keterkaitan komet Ikeya–Seki dengan peristiwa berdarah 1965–1966 di Indonesia tidak ada dan kesamaan waktu keduanya hanyalah kebetulan semata. Namun bagi astronomi komet Ikeya–Seki tak bisa diabaikan begitu saja. Astronom Brian G Marsden (almarhum) menunjukkan komet Ikeya–Seki merupakan bagian dari sekuens evolusi komet sungrazer besar yang mendekati perihelionnya pada Februari 1106 M (X/1106 C1) dan nampak demikian terang sehingga tetap terlihat meski di siang bolong. Analisis lanjutan oleh Sekanina & Chodas serta Matthew Knight secara terpisah menunjukkan komet Ikeya–Seki merupakan anggota keluarga besar komet Kreutz, yakni keluarga komet sungrazer dengan inklinasi orbit 144o dan longitude perihelion 280o–282o.
Dekatnya perihelion komet dengan Matahari menyebabkan bekerjanya gaya pasang surut (tidal) Matahari pada komet sehingga terjadilah fragmentasi yang membentuk bongkahan–bongkahan dalam beragam ukuran. Contoh paling populer dari fragmentasi jenis ini (yang disebut fragmentasi tidal) adalah pada komet D/1993 F2 Shoemaker–Levy 9, yang terpecah belah menjadi 21 buah bongkahan besar kala mendekati titik perijove dalam orbitnya mengelilingi planet Jupiter. Namun fragmentasi komet tidak hanya terjadi akibat gaya pasang surut di perihelionnya saja. Sekanina & Chodas memperlihatkan bahwa komet induk X/1106 C1 pun kemungkinan mengalami fragmentasi non–tidal kala jauh dari perihelionnya, sebuah proses yang dinamakan cascade fragmentation. Sekanina & Chodas mendasarkan estimasinya pada fragmentasi komet 73/P Schwassmann–Wachmann, komet berperiode pendek (5,4 tahun) dengan perihelion 1 AU sehingga tidak mungkin mengalami fragmentasi tidal Matahari. Namun sesuatu telah terjadi pada komet ini sejak 1995 sehingga komet terpecahbelah menjadi 60 bagian signifikan dan (diduga) ratusan bagian mininya.
Lewat bekerjanya dua macam fragmentasi inilah komet induk X/1106 C1 terpecah–belah menjadi fragmen–fragmen yang memiliki kelompoknya masing–masing. Setiap kelompok fragmen dicirikan oleh eksistensi sejumlah fragmen besar dan ratusan fragmen mini. Tatkala satu kelompok fragmen mendekati perihelion orbitnya dan teramati dari Bumi, kelompok fragmen berikutnya akan mendekati perihelion pula dalam 60–80 tahun kemudian.
Catatan menunjukkan pada periode 1880–1887 teramati tiga komet sungrazer terang (yakni C/1880 C1, C/1882 R1 dan C/1887 B1) yang bisa dikategorikan dalam satu kelompok. Berselang 80 tahun kemudian teramati kelompok komet sungrazer terang lainnya yang beranggotakan komet C/1963 R1 Pereyra, C/1965 S1 Ikeya–Seki dan C/1970 K1 White–Ortiz–Bolelli. Sekanina & Chodas mencatat, dari masing–masing kelompok hanya C/1882 R1 dan C/1965 S1 Ikeya–Seki saja yang memiliki ukuran bongkahan signifikan pasca fragmentasi tidal ketika keduanya mencapai perihelion. Sehingga kelak tatkala kembali mendekati perihelionnya, bongkahan–bongkahan itu masih eksis sebagai komet meski kembali harus terfragmentasi. Sementara komet–komet terang lainnya kemungkinan besar akan lenyap karena fragmentasi tidak dan non–tidal membelahnya menjadi butir–butir seukuran batu, kerikil atau debu yang sangat sulit diamati. Dengan mengambil contoh komet C/188 R1 yang tedeteksi terbelah menjadi 4 bongkahan besar, Sekanina & Chodas menuturkan keempat bongkahan itu masing–masing akan mendekati perihelionnya pada tahun 2487, 2571, 2656 dan 2719 kelak.
Berdasarkan teori tersebut, adakah kelompok fragmen ketiga setelah kelompok 1880–1887 dan 1963–1970? Mengambil analogi komet C/1882 R1, kita bisa berasumsi komet induk X/1106 C1 terfragmentasi menjadi 4 bongkahan besar pula. Sejauh ini baru dua bongkahan (beserta kelompoknya) yang muncul. Dan saat ini lingkungan sekitar Matahari telah dipantau secara menerus oleh satelit SOHO sejak 1995 dan kemudian oleh sepasang satelit STEREO sejak 2006 sehingga komet sungrazer menjadi lebih mudah dideteksi. Cukup menarik, Matthew Knight mencatat bahwa pada 1997 SOHO hanya mendeteksi 69 komet sungrazer mini, namun pada 2010 terjadi lonjakan tiga kali lipat menjadi 200 komet sungrazer mini.
Peningkatan ini cukup signifikan dan tak bisa dijelaskan hanya oleh meningkatnya kemampuan internal satelit SOHO ataupun para astronom pendeteksi komet. Knight berspekulasi lonjakan sejenis juga terjadi menjelang munculnya kelompok komet sungrazer terang 1963–1970. Hanya saja, ketika komet–komet terang itu mendekati perihelionnya, teknologi penerbangan antariksa kala itu masih primitif dan hanya fokus pada perlombaan antariksa menggapai status manusia (dan negara) pertama yang menapakkan kaki ke Bulan. Sehingga tidak memungkinkan menentukan jumlah lonjakan komet sungrazer mini.
Dengan tren peningkatan jumlah komet sungrazer mini dalam setiap tahunnya, maka bisa disimpulkan bahwa sebuah kelompok komet sungrazer terang produk fragmentasi komet besar di tahun 1106 sedang bergerak menuju perihelionnya dan akan nampak dari Bumi dalam beberapa waktu ke depan. Kapan? Knight tidak menyodorkan angka, demikian pula Sekanina & Chodas. Namun dengan selang waktu 60–80 tahun antar kelompok, maka komet–komet tersebut akan nampak antara tahun 2030 hingga 2050 kelak. Inilah jendela waktu kala sang lintang kemukus dini hari akan kembali mewarnai langit kita.
sumber:http://langitselatan.com/2011/01/28/menanti-sang-lintang-kemukus-dini-hari/
Galaksi Tertua Yang Kesepian di Awal Alam Semesta
Astronom memang tidak mengetahui dengan tepat kapan bintang pertama lahir di alam semesta. Namun setiap langkah lebih auh dari Bumi akan membawa manusia masuk lebih dalam ke tahun-tahun awal pembentukan bintang dan galaksi yang terjadi setelah terjadinya Dentuman Besar.
Sebelumnya telah diklaim bahwa galaksi terjauh yang ditemukan memiliki pergeseran merah 8,6 dan berusia 600 juta tahun semenjak terjadinya Dentuman Besar. Kali ini ada sebuah galaksi lainnya yang lebih tua dan memiliki pergeseran merah lebih besar yang berhasil dilihat Teleskop Hubble.
Obyek redup yang ternyata merupakan galaksi dengan bintang-bintang bitu tersebut berada pada jarak 13,2 milyar tahun cahaya dari Bumi dan memiliki pergeseran merah 10,3. Dengan demikian ketika manusia pertama kali melihat cahayanya si obyek ini diperkirakan berusia 480 juta tahun semenjak terjadinya Dentuman Besar. Atau sekitar 150 juta tahun lebih tua dari galaksi tertua sebelumya. Penemuan ini menunjukkan kalau gambaran alam semesta saat muda jauh lebih kosong dari yang diperkirakan sebelumnya.
Galaksi Tertua
Galaksi yang tampak hanya sendirian tersebut dilihat oleh Hubble Ultra Deep FIeld, pencitraan infra merah dari langit malam yang terdiri dari obyek – obyek paling redup dan paling jauh yang bisa dipotret sampai saat ini.
Dalam penelitian ini, Rychard Bouwens dari Universitas Leiden bersama rekan-rekannya menentukan jarak si galaksi dengan menggunakan pengukuran redshift atau pergeseran merah. Saat alam semesta mengembang dan obyek di dalamnya bergerak menjauh, pengamat mengamati cahaya dari sumber yang sangat jauh yang terentang lebih panjang dari panjang gelombang yang seharusnya dan menuju arah merah dari spektrum elektromagnetik.
Tim ini mencari obyek yang cahayanya sudah mengalami pergeseran merah yang artinya sudah tidak berada dalam panjang gelombang optik di spektrum dan berada pada panjang gelombang infra merah. Galaksi purba yang ditemukan ini berada sangat terpencil dan cahayanya hanya bisa terdeteksi pada panjang gelombang inframerah terpanjang yang bisa dilihat Hubble.
Karena jaraknya yang jauh, informasi yang diterima oleh pengamat berasal dari keberadaannya di masa awal alam semesta atau sekitar 480 juta tahun setelah Dentuman Besar. Periode ini berada pada batas kemampuan pengamatan Hubble, namun pemodelan yang dilakukan menunjukkan teleskop Hubble seharusnya masih bisa mendeteksi beberapa galaksi lagi dari periode waktu yang sama dan bukan hanya satu galaksi.
Kondisi yang hampir mandul pada epoh tersebut jelas sekali bertolak belakang dengan periode 650 juta tahun setelah Dentuman Besar, dimana tim peneliti sudah berhasil menemukan sekitar 60 galaksi.
Kedipan Kosmik
Obyek yang dilihat Hubble tampak sebagai titik redup. Ia tampak terlalu muda dan terlalu kecil untuk memiliki bentuk spiral yang umumnya menjadi karakteristik sebuah galaksi dalam alam semesta lokal. Meskipun Hubble tidak dapat melihat bintang-bintang di dalamnya, bukti yang ada jelas menujukkan kalau obyek ini merupakan galaksi kompak dengan bintang panas yang terbentuk lebih dari 100 – 200 juta tahun sebelumnya dari gas yang terperangkap dalam kantung materi gelap.
Hasil penglihatan Hubble sekaligus menunjukkan dalam kurun waktu kurang dari 200 juta tahun dengan satu kedipan mata kosmik, galaksi-galaksi besar terbentuk dengan cepat dari beberapa galaksi kecil. Laju pembentukan bintang juga meningkat sepuluh kali lipat. Jelas ini adalah sebuah perubahan yang sangat dramatis yang mengambil alih keadaan pada periode itu.
Satu hal yang menjadi tanda tanya sekaligus misteri adalah kurangnya galaksi di periode itu. Pada kisaran periode tersebut, radiasi ultraungu memisahkan banyak sekali hidrogen netral di alam semesta menjadi komponen penyusunnya yakni proton dan elektron. Sebuah proses yang dikenal sebagai reionisasi. Jika ini tidak terjadi, maka kita akan melihat lebih sedikit di alam semesta dari yang bisa kita tangkap saat ini. Hal ini disebabkan oleh hidrogen netral yang sangat efektif dalam menyerap cahaya pada berbagai panjang gelombang.
Menurut Garth Illingworth dari University of California, Santa Cruz yang juga bagian dari tim peneliti, “jika penemuan tim ini benar, maka tentunya tidak ada cukup banyak bintang disekitarnya yang bisa digunakan untuk membangkitkan keadaan ke tingkat radiasi ultraungu yang dibutuhkan untuk reionisasi”. Sumber lainnya seperti active galactic nuclei atau sebuah area kompak di pusat galaksi yang bersinar sangat terang di sebagian atau di seluruh area spektrum elektromagnetik bisa jadi ikut menyediakan radiasi ekstra. Yang jadi masalah, active galactic nuclei atau AGN ini menerima energi dari lubang hitam supermasif yang diperkirakan belum memiliki waktu yang cukup untuk terbentuk pada era tersebut.
Mendorong Batas…
Hasil yang didapat Hubble tidak serta merta disetujui oleh semua peneliti. Menurut James Dunlop dari University of Edinburgh, UK, “data yang didapat Hubble sebenarnya tidak mampu untuk mengkonfirmasi keberadaan obyek dengan pergeseran merah yang sedemikian besar dalam panjang gelombang pendek, karena itulah para peneliti sering kali menghindari metode ini. Apalagi Hubble harus mendorong dirinya untuk bisa menerjemahkan data yang berada pada batasan kemampuannya, karena ia pada dasarnya tidak dirancang untuk itu”.
James Dunlop memang skeptis dengan keberadaan galaksi jauh yang pergeseran merahnya sedemikian besar berdasarkan laporan para peneliti. Menurutnya bisa jadi itu merupakan noise atau gangguan yang menginterfensi hasil pengamatan Hubble.
Tapi di sisi lain, ada juga tim penelitia lain yang menemukan kalau pada periode tersebut ada beberapa galaksi lainnya dari data pengamatan yang sama yang didapat Hubble. Tim ini mendeteksi setidaknya ada 10 obyek yang berpotensi sebagai galaksi pada pergeseran merah yang sama. Jika apa yang dianalisa tim ini benar maka tentu laju peningkatan galaksi antara masa 480 juta tahun dan 650 juta tahun setelah kelahiran alam semesta lebih lambat dari yang diperkirakan oleh Bouwens dan timnya.
Analisis lain dengan menggunakan laju ledakan supernova langka yakni yang dikenal sebagai ledakan sinar gamma dilakukan untuk menentukan laju pembentukan bintang di masa awal alam semesta. Analisa ini menunjukan keberadaan sejumlah besar galaksi pada periode tersebut. Dan menurut John beacom dari Ohio State University di Columbus, tim peneliti yang menemukan galaksi tertua ini belum menemukan semua bintang yang ada di masa awal alam semesta.
Yang jelas, penemuan yang dibuat Hubble ini sangat menarik namun dibutuhkan pengamatan lanjutan yang akan bisa membawa astronom pada temuan baru yang mungkin menjadi jawaban atas pertanyaan seperti apa kondisi awal alam semesta. Dan misi ini akan dilanjutkan oleh James Webb Space Telescope.
Rychard Bouwens juga berharap JWST dapat memberi jawaban sekaligus memberi informasi yang dapat menjelaskan ketidaksesuaian yang diperoleh saat ini. Akan ada lebih banyak data karena ini bukanlah sebuah hasil akhir.
Sumber : http://langitselatan.com/2011/01/27/galaksi-tertua-yang-kesepian-di-awal-alam-semesta/Mengenal Cheomseongdae, Observatorium Tertua di Dunia
Jika anda penggemar drama Korea Great Queen Seondeok, barangkali anda pernah mendengar tentang Cheomseongdae. Dalam salah satu episode, diceritakan bahwa putri Deokman setelah dilantik menjadi putri mahkota kerajaan Silla memerintahkan pembangunan sebuah tempat yang dapat digunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan perhitungan astronomi secara mandiri. Dengan demikian, tidak ada lagi pejabat dan orang terpelajar yang bisa memanfaatkan ilmu astronomi–dan astrologi yang pada masa itu tak ada perbedaan antara keduanya–untuk menipu warga. Tempat pengamatan astronomi itu dinamakan Cheomseongdae.
Walaupun kisahnya tidak sama seperti yang diceritakan dalam serial drama tersebut, namun Cheomseongdae peninggalan kerajaan Silla memang ada, dibangun pada masa pemerintahan ratu Seondeok dan bangunannya masih berdiri sampai sekarang, menjadi warisan kebudayaan bangsa Korea dan salah satu atraksi wisata menarik di Korea Selatan.
Cheomseongdae Silla terletak di Gyeongju. Dulunya kota ini merupakan ibukota kerajaan Silla dengan nama Seorabeol. Posisi persisnya tak jauh dari istana Ponweolseong, pada koordinat 35°49’53″ LU dan 129°13’20″ BT.
Sejarah Cheomseongdae
Catatan-catatan sejarah Korea menunjukkan ada 3 tempat yang bernama Cheomseongdae. Pertama adalah di Pyongyang, dahulu ibukota kerajaan Goguryeo dan sekarang ibukota Korea Utara. Bangunannya sudah tidak ada lagi. Yang kedua adalah di Gyeongju, ibukota kerajaan Silla, yang kita bahas di sini. Dan yeng terakhir, di Gaeseong, Korea Utara, yang merupakan peninggalan kerajaan Goryeo.
Menurut buku “Kenangan tentang Tiga Kerajaan” (Samguk yusa), Cheomseongdae Silla dibangun pada masa pemerintahan ratu Seondeok (633 – 647 M). Di catatan itu tidak ada tanggal tepatnya dan juga tidak dituliskan apa fungsi bangunan ini, tapi catatan-catatan sejarah yang hadir lebih belakangan dan sumber lain berupa karya sastra menyebutkan Cheomseongdae digunakan untuk mengamati rasi bintang dan pergerakan matahari. Catatan-catatan kuno dari Cina juga menyatakan hal serupa.
Peneliti modern pertama yang meninjau Cheomseongdae adalah Tadashi Sekino yang menyimpulkan bahwa Cheomseongdae adalah sebuah observatorium walaupun strukturnya cukup aneh sebagai observatorium. Lalu Yuji Wada, seorang ahli meteorologi dari Jepang. Ia mulai melakukan survey di lokasi Cheomseongdae pada 1909, menyimpulkan bahwa Cheomseongdae Silla adalah observatorium tertua di Asia Timur. Wada juga meyakini ada beberapa bagian bangunan yang sudah hilang, seperti tangga bagian dalam.
Konstruksi dan Fungsi
Cheomseongdae dibuat dari batu-batu yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk yang diduga memiliki arti khusus. Dilihat dari luar, bangunan ini terdiri atas 3 bagian: alas, menara dan puncak.
- Bagian alasnya dibuat dari 12 balok batu yang disusun sehingga berbentuk persegi. Susunan ini dibuat 2 lapis, dengan lapisan kedua terkubur dalam tanah.
- Bagian utama bangunan bentuknya seperti botol, menara silinder dengan lingkar alas lebih besar daripada lingkar di bagian puncak. Dibuat dari susunan batu-batu yang jika dihitung jumlahnya 365 buah. Bagian utama ini terdiri dari 27 lapis. Di bagian tengahnya dibuat sebuah jendela persegi yang menghadap ke utara. Jumlah lapisan di atas dan bawah jendela masing-masing berjumlah 12 lapis.
- Bagian puncaknya dibuat berupa pagar yang jika dilihat dari atas akan tampak seperti huruf Cina #. Bagian ini terdiri dari 2 lapis.
Jumlah batu untuk menyusun bagian utama menunjukkan jumlah hari dalam setahun samsiah (matahari), 365. Jumlah lapisan barangkali terkait dengan ratu Seondeok, yang merupakan penguasa Silla ke-27. Jika lapisan alas yang tidak terkubur dimasukkan, jadi 28 dan ini menunjukkan jumlah rasi bintang menurut astronomi oriental. Dan jika ditambahkan dengan 2 lapisan atap, jumlahnya 30. Menunjukkan jumlah hari dalam sebulan kamariah. Lapisan dibawah dan diatas jendela masing-masing 12 buah, menunjukkan jumlah bulan dalam setahun. Jika dijumlahkan jadi 24, menunjukkan solar term yang lazim dipakai pada sistem kalender lunisolar Cina.
Di bagian dalamnya juga menarik. Dari bawah hingga ke lapisan ke-12 diisi dengan pasir. Mulai dari jendela hingga keatasnya kosong. Di lapisan ke-26 terdapat sebuah balok datar yang–dilihat dari atas–menutupi ruang bagian timur. Untuk masuk kedalam bangunan ini, orang harus menggunakan tangga dari luar dan masuk melalui atap. Balok di lapisan ke-26 itu barangkali digunakan untuk menaruh peralatan pengamatan dan alat tulis.
Kontroversi
Sebagian besar peneliti menyetujui Cheomseongdae sebagai sebuah observatorium. Hal itu didukung oleh catatan-catatan sejarah yang ada di Korea, Jepang dan Cina. Pengamatan astronomi dilakukan dengan mata telanjang, dilengkapi dengan alat-alat seperti gnomon. Tentunya perhitungan-perhitungan khusus dilakukan dengan bantuan kalender untuk mengetahui gerhana dan rasi bintang yang berguna untuk keperluan astrologi.
Namun beberapa peneliti lain meragukan fungsi Cheomseongdae sebagai observatorium karena bentuknya yang dianggap tidak representatif. Misalnya, Lee Yong-beom dari Universitas Dongguk yang berpendapat Cheomseongdae adalah simbol gunung Sumeru yang ada dalam keyakinan Buddha. Atau Kim Yong-un dari Universitas Hanyang berpendapat Cheomseongdae merupakan monumen yang melambangkan pencapaian tinggi atas sains di Silla.
Bagaimanapun, sejauh ini pendapat bahwa Cheomseongdae adalah sebuah observatorium lebih disetujui. Juga ada pendapat moderat: Cheomseongdae adalah sebuah observatorium dengan struktur bangunan dibuat mengikuti inspirasi Buddhis.
Observatorium Tertua
Buku rekor dunia, Guinness Book of World Records pada 1982 menyatakan bahwa Cheomseongdae di Gyeongju, Korea Selatan adalah bangunan observatorium astronomi tertua yang masih berdiri di dunia. International Council of Monuments and Sites (ICOMOS), bagian dari IAU, menyatakan Cheomseongdae Silla adalah observatorium tertua di Asia Timur.
Bukan berarti tidak ada observatorium sebelum Cheomseongdae dibangun. Sejarah menyatakan ada banyak kebudayaan yang jauh lebih tua daripada kebudayaan Silla, katakanlah Mesir, Babilonia, Yunani. Kebudayaan-kebudayaan kuno itu juga sudah mengenal astronomi, dan mungkin saja memiliki observatorium mereka sendiri.
Kerajaan Silla di abad VII masehi juga lebih mediocre dibandingkan negara-negara tetangganya di semenanjung Korea, Goguryeo dan Baekje. Dan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Cheomseongdae juga ada di ibukota Goguryeo namun sisa-sisa bangunannya tidak lagi ada. Jadi, satu-satunya bangunan observatorium kuno yang paling tua dan masih eksis memang hanya Cheomseongdae Silla ini.
sumber:http://langitselatan.com/2011/01/30/mengenal-cheomseongdae-observatorium-tertua-di-dunia/
Lebih Aman dengan Dompet Anti-Copet
Ingin keamanan ekstra pada dompet Anda? Berikut dompet berteknologi canggih yang melindungi Anda dari tangan jahil pencopet.
Dompet Dunhill ini, seperti dikutip PC World, melindungi isi dompet sehingga tak mudah diambil orang lain. Benda itu memiliki fitur keamanan biometrik di casing serat karbonnya. Jadi, hanya pemiliknya saja yang bisa membukanya.
“Anda harus menekankan jari ke sensor pembaca sidik jari dompet untuk membukanya. Hal ini mirip pembaca biometrik laptop,” tulis laporan itu.
Dompet ini juga dilengkapi Bluetooth yang terhubung langsung dengan perangkat mobile pengguna.
Fungsinya agar dompet bisa merasakan keberadaan perangkat mobile pengguna dalam jarak lebih dari lima meter sehingga ketika dicuri, pemiliki bisa mengetahuinya. Dompet ini dibandrol dengan harga cukup mahal yakni US$ 825 (Rp 7,4 juta).
Namun, jika seseorang memang berniat mengamankan uang dalam dompet yang jumlahnya lebih besar dari harga itu, dompet Dunhill bisa sangat berguna.
sumber:http://teknologi.inilah.com/read/detail/1197742/lebih-aman-dengan-dompet-anti-copet
Strategi Paus Menjaga Tubuhnya Tetap Besar
Mulut yang luar biasa luasnya itu mendukung strategi filter-feeding paus biru dan menjelaskan mengapa mamalia laut itu memiliki tubuh sedemikian besar. Sebuah studi yang dilakukan ilmuwan Amerika Serikat menunjukkan bahwa satu suapan dapat mencapai 457 ribu kalori atau 240 kali lipat daripada energi yang dibakar ketika mereka menyelam dan menelan berton-ton air laut.
Paus biru dan beberapa spesies paus lain makan dengan cara menelan air laut dan menyaring makanan mereka, sejenis udang kecil yang disebut krill. Plat baleen, struktur serat dari keratin di rahang bawah paus, berfungsi sebagai filter atau penyaring.
Tim ilmuwan yang dipimpin Jeremy Goldbogen dari Scripps Institution of Oceanography di La Jolla, California, menghitung efisiensi makan dengan cara seperti itu. Perhitungan matematis itu mendukung asumsi lama bahwa paus baleen memiliki strategi makan yang jauh lebih efisien dibanding kerabat mereka yang lebih kecil, seperti paus bergigi, yang memburu mangsanya satu per satu. "Ketika mereka meraup air dengan mulutnya, mereka akan mengisinya dengan air yang jumlahnya setara dengan massa tubuhnya sendiri, tak ada binatang lain yang mendekati efisiensi itu," kata Robert Shadwick, peneliti studi yang juga pakar biomekanika binatang di University of British Columbia.
Paus mungkin memang melahap makanan berjumlah besar dalam satu kali telan, tapi energi yang mereka keluarkan untuk makan juga tak kalah banyak. Untuk mengetahui berapa banyak energi yang digunakan paus ketika menyelam, para ilmuwan mencatatkan 200 penyelaman antara 2002 dan 2007. Goldbogen menggunakan rekaman suara paus ketika menyelam untuk menghitung kecepatannya. Dia merekrut aerodinamika parasut untuk mengetahui bahwa paus mengeluarkan energi 1.900 kalori untuk sekali makan.
Mereka juga menghitung tulang rahang paus untuk memperkirakan volume mulut paus dan mengkombinasikannya dengan densitas krill untuk mengetahui berapa banyak energi yang diperoleh tiap satu suapan. "Apa yang mereka lakukan membutuhkan energi besar, tapi bayarannya amat memuaskan," kata Shadwick.
sumber:http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2010/12/16/brk,20101216-299433,id.html
Monster Laut dari Samudra Paleozoic
Tubuhnya, yang memanjang hingga 2,5 meter, disokong oleh kaki-kaki yang telah berkembang dengan baik dan dipersenjatai dengan sepasang capit yang menghadap ke depan, sarat akan duri-duri tajam. Mereka tak ubahnya Tyrannosaurus rex di kalangan kelompok invertebrata.
Namun hasil studi terbaru yang dipublikasikan dalam Bulletin of the Buffalo Society of Natural Sciences volume 39, Richard Laub (Buffalo Museum of Science) dan rekannya, Victor Tollerton (New York State Museum) dan Richard Berkof (Stevens Institute of Technology), memperlihatkan bahwa batasan mekanis pada capit kalajengking laut pterygotid Acutiramus membuat capit tersebut tak mampu membuka cangkang luar kepiting ladam berukuran sedang tanpa berisiko menghancurkan capitnya sendiri.
"Temuan kami menggeser gambaran arthropoda terbesar yang pernah ada ini, sebagai predator mengerikan, atau paling tidak pemangsa eurypterid lain dan ikan bertameng pada masa itu," kata Laub. "Terbuka pula kemungkinan binatang itu adalah pemakan sisa makanan, bahkan vegetarian."
Berdasarkan temuan itu, para ilmuwan menduga kalajengking laut yang mengagumkan itu serta anggota famili lain yang hidup di laut sekitar 470-370 juta tahun lampau tersebut bukanlah predator ganas seperti anggapan selama ini. Tenaga operasional yang dapat diaplikasikan capit Acutiramus tanpa menimbulkan kerusakan pada organ itu tak lebih dari 5 Newton, sedangkan tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan cangkang kepiting ladam atau belangkas mencapai 8-17 Newton.
Tidak ditemukannya sendi siku antara capit dan badan Acutiramus membatasi gerakan capit, membuat mereka lebih efektif mencengkeram mangsa di lantai laut daripada menangkap ikan atau binatang yang sedang berenang. Dipersenjatai dengan duri bergerigi, capit itu mungkin digunakan, baik untuk menangkap ataupun mencabik mangsa, tapi kemampuan Acutiramus sebagai predator kelihatannya tak disertai tenaga yang cukup untuk membuat kalajengking laut itu sebagai pemangsa ganas.
sumber:http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2010/12/28/brk,20101228-302293,id.html
Diet Sehat Ala Rosulullah
sumber:http://situslakalaka.blogspot.com/2011/02/diet-sehat-ala-rosulullah.html
Ternyata JILBAB Bukan Cuma Milik Islam
sumber:http://situslakalaka.blogspot.com/2011/02/ternyata-jilbab-bukan-cuma-milik-islam.html
Ketepatan Ramalan Thomas Alva Edison Di Bidang Teknologi
sumber:http://situslakalaka.blogspot.com/2011/02/ketepatan-ramalan-thomas-alva-edison-di.html
Menakjubkan.....Masjid Jin, Saksi Keimanan Sekelompok Jin
sumber :http://situslakalaka.blogspot.com/2011/02/hebohmasjid-jin-saksi-keimanan.html
8 Tanaman Langka dan Menakjubkan yang Jarang Kita Lihat
1. Bleeding Tooth Fungus (Jamur Gigi Berdarah)
Tumbuhan ini juga disebut stroberi dan krim, jus gigi merah, dan gigi iblis. Terlihat seperti keringat darah kan? Tumbuhan ini bisa dimakan
2. Chinese Black Batflowers (Bunga Kelelawar Hitam China)
Buah tanaman ini menggantung sehingga terlihat seperti kelelawar tidur terbalik, seperti yang gambar diatas.
3. Doll's Eye (Mata Boneka)
Disebut juga "white baneberry."
4. Sea Anemone Mushroom / Octopus Stinkhorn
Berasal dari australia Begitu tanaman ini dewasa, mereka "meletus" kan tentakel merahnya yang mengerikan dan mengeluarkan bau untuk menarik lalat, yang kemudian menelan korbannya kedalam "gleba" dan mencernanya.
5. Devil's Claw (Cakar setan)
Adalah jenis tumbuhan perangkap yang bisa melekat ke pakaian Anda ketika Anda berjalan melaluinya, meskipun kecil tetap terlihat mengganggu, karen terlihat lebih seperti beberapa binatang laba-laba.
Tanaman ini dari Arizona, di mana mereka digunakan oleh penduduk pribumi untuk menenun keranjang. Tanaman jenis ini dirancang untuk mengait pada kaki hewan yang lewat, yang kemudian akan menghisap binatang yang terjebak kedalam tanah dan menghancurkannya sebelum tanaman ini memproduksi biji-bijian lalu melepaskanya dipermukaan
6. Porcupine Tomato (Tomat Landak)
Tanaman ini berasal dari Madagaskar, julukannya Little Australia. Selain duri yang tajam dan beracun, tomat landak adalah spesies yang berpotensi invasif, karena sulit untuk mati, bahkan dalam kekeringan.
Tanaman ini menyebar cepat, dan dapat mencapai tinggi 8 meter, dalam jumlah yang relatif singkat.
7.Cedar-Apple Rust Fungus (Cedar-Apel Jamur Karat)
CARF adalah infeksi jamur yang menyerang cedar dan pohon apel. Ia dapat menghasilkan bola jamur globular di mana saja dari 1/4 inci sampai 2 inci dengan diameter dan kantung "tanduk spora" ketika cuaca basah, mengubahnya menjadi seperti bola Koosh dari neraka.
8. Buddha's Hand (Tangan Buddha)
Tangan Buddha adalah buah jeruk yang populer di Cina dan Jepang dengan aroma yang kuat.
Sumber :
situslakalaka.blogspot.com
Categories
- aneh (5)
- Cheat Game (4)
- game (11)
- hewan (36)
- History (14)
- ILusi (3)
- Indonesia (25)
- Islam (8)
- kepintaran (3)
- kreatif (8)
- mempercantik blog (1)
- Misteri Dunia (24)
- obat (1)
- penyakit (4)
- point blank (1)
- Sains (22)
- Sastra (11)
- Senjata (4)
- Technology (37)
- Tips - Trik (59)
- unik (21)
- worlds (65)